Senin, 29 November 2010

bencana alam


BATASI KENDARAAN
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah harus memikirkan perlunya pelatihan kepada siswa dan masyarakat bagaimana menyelamatkan diri dan termasuk memberikan bantuan/pertolongan pertama kepada korban bencana alam seperti gempa.

"Pemikiran itu mengacu pada seringnya terjadinya bencana alam di Indonesia dewasa ini termasuk di Sumut," kata anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba, di Medan, Sabtu (27/11/2010).

Dia berbicara usai menghadiri kegiatan Jurnalisme Bencana Untuk Pencegahan, Penanggulangan dan Rehabilitasi Bencana di Indonesia yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia bekerja sama dengan Dewan Pers yang dibuka oleh Wakil Gubernur Sumut, Gatot Pudjo Nugroho.

Pelatihan itu misalnya, kata dia, awalnya bisa dilakukan di Nias, Sibolga, Tanah Karo dan Mandailing Natal yang termasuk daerah rawan bencana alam.

Menurut dia, dengan pelatihan penyelamatan diri dan termasuk cara memberikan pertolongan pertama pada korban bencana alam, maka diharapkan jumlah korban bisa ditekan.

"Soal dana penyelenggaran, saya rasa selain bisa dianggarkan dalam APBD juga dipastikan banyak lembaga yang berminat membeikan bantuan dana untuk kegiatan itu," katanya.

Dewasa ini, kata dia, tingkat kepedulian pengusaha atau lembaga dan perusahaan untuk membantu korban bencana alam semakin tinggi, dimana mengacu pada besarnya sumbangan yang diperoleh setiap kali ada bencana.

"Kan lebih baik, menanggulangi lebih awal, ketimbang menangani korban lebih banyak," katanya.

Wakil Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, menyebutkan, selain harus memikirkan penanggulangan dan dampak bencana, seharusnya semua masyarakat Sumut juga semakin menyadari pentingnya pencegahan bencana itu antara lain dengan komitmen menjaga lingkungan dan termasuk peka dengan situasi atau tanda-tanda kedatangan bencana.

"Peran wartawan khususnya yang wanita melalui informasi di media sangat membantu mengedukasi atau menggugah kepedulian terhadap penecegahan dan mengatasi dampak bencana. Wartawati biasanya memiliki kepekaan yang lebih tinggi ketimbang wartawan pria," katanya.

Ahli Geologi Sumut, Lisnawati, mendukung penuh rencana pelatihan penyelamatan diri dan soal peran media dalam penanganan bencana alam itu.

"Harus diakui, ancaman bencana di Indonesia khususnya dari gempa semakin tinggi mengingat 129 gunung api semuanya aktif," katanya.

Bahkan tipe -tipe gunung tanpa terdeteki lebih awal bisa berubah seperti Gunung Sinabung, Tanah Karo, yang dianggap kurang berbahaya menjadi stutus waspada.

Gunung Sorek Merapi, di Mandailing Natal juga perlu diwaspadai.

"Sumut bisa juga terancam tsunami karena di kawasan pantai barat merupakan kawasan pertemuan dua lempeng sekaligus pusat gempa," katanya.

Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Dewan Pers, Muhammad Ridlo, menyebutkan, wartawan harus benar-benar hati-hati dalam menyiarkan berita tentang ancaman bencana alam termasuk dampak musibah itu.

"Jangan sampai berniat untuk mengingatkan atau menggugah perasaan orang sebaliknya menjadi membuat orang ketakutan dan akhirnya menimbulkan bencana yang lebih besar," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar